Kabarintens,Kukar – Bagi sebagian warga desa di Kutai Kartanegara (Kukar), Posyandu bukan cuma tempat menimbang bayi atau imunisasi balita. Ia adalah ruang harapan—tempat bertemunya warga, kader kesehatan, dan impian akan hidup yang lebih sehat.
Itu pula yang jadi alasan kenapa Pemerintah Kabupaten Kukar begitu serius membangun dan merevitalisasi Posyandu di berbagai wilayah. Lewat Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD), pembangunan fasilitas ini terus dikebut dalam beberapa tahun terakhir.
“Pembangunan hari ini merupakan bagian dari pilar Keluarga Peduli Kesehatan. Kami ingin Posyandu tak sekadar berdiri secara fisik, tapi juga berfungsi optimal untuk masyarakat,” kata Kepala DPMD Kukar, Arianto, usai mendampingi Bupati Edi Damansyah meresmikan sejumlah fasilitas publik, Jumat (11/4).
Dalam dua tahun terakhir, sudah 50 gedung Posyandu baru berdiri di 20 kecamatan. Tahun ini, rencananya akan ada 16 unit tambahan. Jumlah ini mungkin terlihat kecil jika dibandingkan total 799 Posyandu yang tersebar di Kukar. Tapi yang membedakan adalah kualitasnya.
Gedung-gedung yang dibangun DPMD mengacu pada standar dari Dinas Kesehatan. Artinya, fasilitasnya lengkap, ruangannya layak, dan benar-benar mendukung kenyamanan ibu dan anak yang datang ke sana.
“Standarnya beda. Kita ingin warga merasa aman dan nyaman. Bukan cuma datang, timbang, lalu pulang. Tapi bisa jadi ruang berkumpul, belajar, bahkan saling menguatkan,” jelas Arianto.
Yang menarik, pembangunan ini nggak semata soal infrastruktur. DPMD juga memprioritaskan wilayah dengan jumlah penduduk tinggi dan tingkat kunjungan Posyandu yang padat. Artinya, pendekatannya bukan asal bangun, tapi benar-benar berdasarkan kebutuhan di lapangan.
Lebih dari itu, perhatian juga diberikan pada peningkatan kapasitas kader dan pelibatan aktif warga. Karena bagi Arianto, Posyandu yang hidup bukan ditentukan oleh bangunannya, tapi oleh orang-orang di dalamnya.
“Kami tidak ingin berhenti di bangunan saja. Harapan kami, Posyandu jadi ruang yang hidup. Yang hangat. Yang betul-betul berdampak,” tutupnya.
Di tengah berbagai tantangan pelayanan kesehatan, langkah ini jadi bukti bahwa pembangunan yang baik adalah yang bisa dirasakan langsung oleh warganya. Kadang, harapan tumbuh dari hal-hal yang sederhana. Seperti sebuah Posyandu yang nyaman di sudut desa.