Ketua DPRD Bontang Serap Aspirasi Warga, Fokus Penanganan Banjir dan Flyover

Kabarintens, Bontang – Ketua DPRD Kota Bontang, Andi Faizal Sofyan Hasdam, melaksanakan reses di Kelurahan Bontang Kuala, Kecamatan Bontang Utara, pada Rabu (23/4/2025) siang. Dalam kegiatan tersebut, warga menyampaikan aspirasi terkait kebutuhan perbaikan infrastruktur untuk mengatasi banjir rob yang semakin sering melanda wilayah pesisir tersebut.

Dalam dialog bersama warga dan Ketua RT setempat, Andi Faizal mengatakan bahwa banjir rob menjadi persoalan mendesak yang memerlukan solusi komprehensif dari pemerintah. Ia menyebut, kondisi geografis Bontang Kuala yang berada di kawasan pesisir menjadikan wilayah tersebut rawan terdampak pasang air laut.

“Salah satu aspirasi utama yang disampaikan warga adalah perbaikan infrastruktur untuk menanggulangi banjir rob. Ini memerlukan langkah terpadu dari semua pihak,” ujar Andi Faizal.

Sebagai bagian dari upaya penanganan, Pemerintah Kota Bontang merencanakan pembangunan jalan layang (flyover) di Jalan Kapten Pierre Tandean. Jalan ini merupakan satu-satunya akses utama menuju kawasan wisata dan pemukiman di Bontang Kuala.

Andi menjelaskan bahwa rencana pembangunan flyover saat ini masih dalam tahap koordinasi dengan pemerintah pusat, mengingat status jalan tersebut berada di bawah kewenangan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

“Bapperida sudah bersurat ke Kementerian PUPR untuk mengatur jadwal konsultasi. Jika pusat tidak bisa segera merealisasikan, Pemkot akan mengintervensi secara langsung pembangunan tersebut,” katanya.

Pembangunan flyover ini diperkirakan menelan anggaran sekitar Rp220 miliar, dengan rincian Rp140 miliar untuk pembangunan fisik flyover, dan sisanya untuk pembangunan trotoar dari simpang empat hingga area parkir di sekitar Bontang Kuala.

Rencana ini akan ditindaklanjuti dengan penandatanganan pra-MoU antara Pemkot dan DPRD Bontang pada Juli 2025. Andi menekankan pentingnya dukungan masyarakat agar pembangunan tidak terhambat, khususnya terkait persoalan lahan.

“Kalau anggaran sudah dialokasikan, jangan sampai gagal karena kendala pembebasan lahan,” tegasnya.

Sementara itu, Ketua RT 18 Bontang Kuala, Takdir Mannang, menyebutkan bahwa terdapat tiga rumah warga yang terdampak proyek flyover. Namun demikian, ketiga rumah tersebut diketahui melanggar aturan tata ruang, dan pemiliknya telah menyatakan kesediaan untuk dibongkar.

“Semua sudah saya komunikasikan. Mereka tidak keberatan jika memang harus dibongkar demi pembangunan flyover,” ujar Takdir.

Menurutnya, seluruh warga mendukung proyek ini karena diyakini akan memperbaiki akses dan mendorong pertumbuhan ekonomi, terutama sektor pariwisata yang menjadi andalan masyarakat Bontang Kuala.

“Banjir rob makin sering terjadi dan membuat wisatawan enggan berkunjung. Jika ada flyover, kawasan kami akan lebih menarik dan nyaman,” tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *