kabarintens, kukar – Usulan pemekaran Kecamatan Tenggarong Seberang, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), terus menguat dan mendapat dukungan dari berbagai kalangan. Wacana ini dinilai sebagai langkah strategis untuk mendekatkan pelayanan publik dan mempercepat pemerataan pembangunan infrastruktur, terutama di wilayah-wilayah terpencil.
Camat Tenggarong Seberang, Tego Yuwono, mengatakan bahwa tantangan utama yang dihadapi warga selama ini adalah jauhnya akses ke pusat pemerintahan kecamatan. Warga dari desa-desa di bagian hilir seperti Separi, Loa Lepu, dan Teluk Dalam harus menempuh perjalanan panjang dan mengeluarkan biaya besar hanya untuk mengurus administrasi dasar.
“Bayangkan saja, warga harus melakukan perjalanan jauh dan mengeluarkan biaya besar hanya untuk mengurus administrasi. Kondisi ini jelas menyulitkan,” kata Tego saat dikonfirmasi pada Rabu (16/07/2025).
Menurutnya, pemekaran wilayah bukan sekadar urusan administrasi, tetapi merupakan jawaban atas kebutuhan nyata masyarakat. Ia meyakini bahwa dengan terbentuknya kecamatan baru, pelayanan publik akan lebih efisien, dan koordinasi pembangunan akan semakin mudah dilakukan.
“Jika kecamatan baru terbentuk, kami bisa lebih fokus dan efisien dalam mengelola anggaran. Ruang lingkup yang lebih kecil akan memudahkan pembangunan jalan, jembatan, dan fasilitas umum lainnya,” ujarnya.
Kendati demikian, Tego mengakui bahwa tantangan terbesar terletak pada soal pembiayaan. Oleh karena itu, pihak kecamatan secara aktif menjalin komunikasi dengan Pemerintah Kabupaten Kukar dan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur guna memperoleh dukungan anggaran.
“Kami berharap pemangku kebijakan di daerah hingga pusat bisa melihat ini sebagai investasi jangka panjang. Pemekaran adalah solusi atas kebutuhan pelayanan dasar, bukan beban,” tegasnya.
Tego optimistis bahwa apabila proses pemekaran berjalan lancar, dampaknya akan segera dirasakan masyarakat. Selain pelayanan yang lebih mudah diakses, pembangunan infrastruktur di wilayah yang selama ini tertinggal juga bisa dipacu lebih cepat.
“Ini bukan sekadar wacana atau ambisi birokrasi, tapi kebutuhan riil warga. Semakin cepat direalisasikan, semakin besar manfaatnya,” pungkasnya
